Sendu Motor Listrik di Indonesia
Kehadiran motor listrik pelan-pelan mulai tumbuh sebagai moda transportasi baru di Ibukota. Sebagian masyarakat telah menggunakannya meski saat ini jumlahnya masih sangat sedikit.
Kemunculan motor listrik di jalan berasal dari berbagai produsen baru yang mulai menawarkan beragam produk tanpa emisi. Tapi kita jangan bertanya siapa, sebab bisa dipastikan merek yang saat ini berani memasarkan motor listrik bukanlah penguasa pasar seperti Honda, Yamaha, Suzuki ataupun Kawasaki.
Penjual motor listrik saat ini adalah perusahaan baru atau kecil yang mencoba peruntungan dan berani bersaing di industri ini. Pada sisi lain, para penguasa pasar masih terlihat sibuk dengan bisnisnya pada motor konvensional.
Sejauh ini aktivitas penguasa pasar tentang motor listrik masih sebatas perkenalan produk, bisnis dalam bentuk sewa, hingga riset menggandeng pengusaha lain dan pemerintah.
Sedangkan kepastian soal kapan akan menjual motor murni listrik hingga komitmen investasi sampai saat ini belum terdengar.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bima Yudhistira mengamini sekarang penguasa pasar yang mayoritas berada dalam payung Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) lebih terlihat menahan diri.
Ia menilai pabrikan mungkin tidak jor-joran sebab kini pasar motor listrik belum terbentuk. Ia mengatakan butuh waktu lebih banyak sampai akhirnya motor jenis baru ini berkembang.
"Mobil itu peluangnya besar walau mahal juga. Kenapa, karena perbandingannya gini, dari 10 keluarga, pasti 7 sudah punya motor. Sedangkan mobil, dari 10 keluarga, hanya 3 yang punya mobil. Jadi peluang mobil ini masih cukup besar," kata Bima, Rabu (1/8).
Pandangan lain yakni soal regulasi yang dia nilai lebih condong ke mobil listrik. Hal itu bisa terlihat dari sejumlah payung hukum seperti halnya skema insentif pajak.
Salah satu regulasi mengenai insentif pajak yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Mobil listrik lebih seriusRiuh mobil listrik dari banyak merek besar di Indonesia memang nyaring terdengar. Misalnya Hyundai yang berani memasarkan dua mobil listrik yaitu Kona dan Ioniq, kemudian Nissan melalui Leaf, BMW, hingga Tesla
Belum lagi terdapat berbagai pilihan untuk mobil hybrid yang sudah duluan dipasarkan di Indonesia, misalnya merek Toyota, Mitsubishi, Nissan, sampai BMW dan Mercedes-Benz.
Mereka juga tidak hanya sekadar memperkenalkan produk dan riset, melainkan investasi dalam bentuk pabrik perakitan.
Hal ini bisa terlihat dari komitmen Hyundai dengan investasi Rp23 triliun untuk perakiran mobil konvensional dan listrik. Selain itu Suzuki hendak menambah Rp1,2 triliun, Toyota Rp28,3 triliun, Honda Rp5,2 triliun, dan Mitsubishi Rp11,2 triliun.
"Termasuk soal perpajakannya, itu kan banyak ke mobil listrik," kata dia.
Sesuai peta jalan
Kehadiran mobil listrik di Indonesia bisa dibilang berasal dari ambisi pemerintah yang sudah membuat peta jalan khusus kendaraan listrik.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjelaskan target produksi kendaraan elektrifikasi, termasuk listrik murni dan hybrid, untuk jenis roda empat dan roda dua, bisa lebih dari 2 juta unit pada 2025.
Pemerintah merinci target itu terdiri dari 400 ribu unit roda empat dan 1,76 juta unit roda dua.
"Pemerintah telah menetapkan target bahwa pada tahun 2025 produksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai [KBLBB] mencapai 400 ribu unit untuk roda empat dan 1,76 juta unit roda dua," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier.
Tauefik juga mengatakan pada 2030 produksi ditargetkan meningkat menjadi 600 ribu roda empat dan 2,45 juta unit roda dua.
Menurut Taufiek keinginan produksi kendaraan hijau ini menyesuaikan target pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030. Disebut juga hal ini berkaitan untuk menjadikan Indonesia salah satu produsen utama otomotif dunia, khususnya pada bidang energi terbarukan.
Divisi Humas AISI Ahmad Muhibbuddin enggan berkomentar banyak mengenai aktivitas anggotanya, termasuk TVS, dalam misi 'menghijaukan' motor listrik di Tanah Air.
Muhibbuddin hanya bilang apa yang rencanakan lima merek besar anggota AISI tetap dalam koridor dan peta jalan pemerintah.
"Ya ngikutin goverment roadmap saja," kata Muhibbuddin.
Mengenai kecocokan regulasi kendaraan listrik dari pemerintah yang saat ini sudah terbit, Muhibbuddin juga enggan berkomentar.
Regulasi Kendaraan Listrik BACA HALAMAN BERIKUTNYA
0 Response to "Sendu Motor Listrik di Indonesia"
Post a Comment