Wall Street Dibuka Menguat Cetak Rekor Tertinggi Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Senin (8/11/2021), menyusul kuatnya data tenaga kerja Oktober yang melampaui ekspektasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 145 poin (+0,4%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 181 poin (+0,5%) ke 36.508,98 sementara S&P 500 tumbuh 10,1 poin (+0,21%) ke 4.707,6. Nasdaq naik 33 poin (+0,21%) ke 16.004,59.

Pasar merespons keputusan DPR AS yang meloloskan anggaran infrastruktur US$ 1 triliun untuk ditandatangani Presiden AS Joe Biden. Paket yang diloloskan Senat pada Agustus itu akan menyediakan pendanaan untuk proyek infrastruktur sektor transportasi, utilitas, dan broadband.


Saham Caterpillar melonjak 3% lebih di sesi pembukaan setelah produsen alat berat tersebut diprediksi mendapat keuntungan terbesar dari paket tersebut.

Sementara itu, saham energi mendapat suntikan dari kenaikan harga energi dunia setelah Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa dia tak mengantisipasi Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) akan merespons seruan percepatan kenaikan produksi.

Saham Tesla drop 4% setelah Elon Musk mewacanakan penjualan 10% sahamnya di perusahaan yang didirikannya itu guna merespons wacana pemajakan keuntungan yang belum terealisasi di saham. Sebanyak 58% responden menjawab: iya.

Jumat pekan lalu indeks utama AS mencetak rekor tertinggi baru. Dow Jones melesat 203,7 poin (nyaris 0,6%) enam hari berturut-turut. Adapun indeks S&P 500 menguat 0,4% menjadi reli hari ketujuh, dan Nasdaq tumbuh 0,2% atau mencetak reli harian ke-10 secara berturut-turut.

Reli terjadi setelah data tenaga kerja Oktober ternyata lebih baik dari ekspektasi pasar dengan tambahan 531.000 pos pekerjaan baru bulan lalu, menurut Departemen Tenaga Kerja.

"Ekonomi jelas mendapatkan beberapa momentum... kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan menguat hingga akhir 2021 dan awal 2022," tutur analis JPMorgan David Lebovitz kepada CNBC International.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menahan suku bunga acuan AS (Federal Funds Rate) di level 0,25% pekan lalu. Bank sentral terkuat dunia ini juga mulai mengurangi nilai pembelian aset di pasar dari posisi sekarang US$ 120 miliar/bulan, pada akhir bulan ini.

Investor memantau rilis data inflasi terbaru yakni Indeks Harga Produsen (producer price index/PPI) dan indeks harga konsumen. Ekonom memperkirakan keduanya masih akan tinggi pada Oktober.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(ags/ags)

0 Response to "Wall Street Dibuka Menguat Cetak Rekor Tertinggi Baru"

Post a Comment