KLHK Buka Suara Soal Proyek Wisata TN Bromo Semeru Tengger
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno, menjelaskan perihal proyek wisata yang disebut-sebut merusak wilayah konservasi hutan di area Taman Nasional Bromo Semeru Tengger (TNBST).
Wiratno mengatakan kawasan konservasi di Jemplang, Ngadas, Poncokusumo, Malang itu memang akan dijadikan tempat wisata. Namun rencananya, wilayah itu akan dijadikan tempat wisata alam, bukan wisata buatan.
"Yang di Jemplang itu [memang ada] izin wisata alam, bukan wisata buatan. Kalau pembangunan wisata jembatan kaca itu di Probolinggo, bukan di Jemplang," kata Wiratno saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (9/9).
Ia juga menepis upaya pembangunan infrastruktur wisata dengan cara pembabatan hutan di kawasan konservasi tersebut. Menurutnya, beberapa pohon memang ditebang untuk keperluan wisata dan akan ditanami kembali.
Wiratno juga mengklaim bahwa pihaknya hanya membabat pohon dan tanaman yang berpenyakit, atau dianggap sebagai hama tumbuhan sebagai upaya eradikasi.
"Yang dibilang dibabat hutannya sebenarnya dieradikasi, jadi diganti, ditanami tanaman asli seperti cemara gunung," kata dia.
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim sebelumnya mengatakan kawasan TNBTS di wilayah Kabupaten Malang, terancam kelestarian ekologinya karena pembangunan proyek infrastruktur wisata.
Ketua Dewan Daerah Walhi Jatim Purnawan Dwikora menyebut TNBTS akan dijadikan taman hiburan sehingga kelangsungan ekologi terancam. Di Kawasan sekitar Jemplang Penthongan, proyek diperkirakan akan berdiri di lahan seluas 1,6 hektare. Area ini, kata dia, diberikan pemerintah kepada pihak investor untuk IUSPA (Ijin Usaha Sarana Pariwisata Alam).
(mln/gil)
[Gambas:Video CNN]
0 Response to "KLHK Buka Suara Soal Proyek Wisata TN Bromo Semeru Tengger"
Post a Comment